MAKALAH
MODUL 5
DI SUSUN
OLEH
MAKALAH
SUHARDI
|
:
|
835854569
|
|
PGSD S1 POKJAR SEKAYU
|
|||
PROGRAM STARATA SATU PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH
DASAR FAKULTAS KEGURUAN
DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
TERBUKA
( UT )UPBJJ
PALEMBANG
2018
Modul 5
Menulis Karya Ilmiah
Pendahuluan
Pada modul 5 ini tugas anda tidak
ringan.bahkan mungkin tugas anda di modul ini paling berat. Hal tersebut
dikarenakan modul 5 pada dasarnya adalah inti dari mata kuliah teknik penulisan
karya ilmiah ini.
Mengingat pentingnya tugas saudara
dalam mengkaji dan mempraktikkan isi modul 5 ini,penulis modul juga tentu
merasa berat sekali untuk menulis modul.
Dengan demikian, tujuan dari penulisan modul 5 adalah setelah
mengkaji modul 5 ini, anda dapat menulis karya ilmiah. Secara lebih khusus
lagi, anda diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan
peran berpikir kritis dalam menulis karya ilmiah;
2.
Melakukan
analisis dan sintesis dalam menulis karya ilmiah;
3.
Menuangkan ide dalam
bentuk narasi, table, grafik, diagram, gambar, dan seterusnya;
4.
Menulis karya
ilmiah mengunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Kb 1
Berpikir Kritis, Analisis, Dan Sintensis Dalam
Menuliskarya Ilmiah
A.
Hakekat dan contoh proses menulis
Sebagai motivator
agar anda lebih berlatih, berikut
diurai sekelumit analogi histeris bagaimana proses menulis dijaman sekarang
merupakan kegiatan yang ( cukup ) sentral bagi tingkat keberadaan manusia
modern.
Dizaman dahulu, orang lebih peduli pada perluasan
wilayah kekuasaan yang diidentikkan dengan penyebarluasan tingkat kebudayaan
atau peradapan tinggi.
Julius Caesar, misalnya, adalah seorang tokoh yang
berhasil dimasa lalu tersebut. Untuk itu kiprah beliu diabadikan dalam slogam
veni, vidi, vici ( saya dating, saya
lihat, saya taklukan ).
Dizaman sekarang, orang tidak begitu peduli pada perluasan wilayah. Bahkan
antar wilayah sekarang dikatan sebagai ’tidak terbatas’ ( borderless world
).
B.
Berpikir Kritis Atau Reflektif Tentang Hakekat
Proses Menulis
Beberapa butir hasil pemikiran kritis atau reflektif
atas tulisan tentang hakikat dan contoh proses menulis adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk member landasan keilmuan bagi refleksi yang
kita lakukan harus diperhatikan bahwa pada modul 3 telah disampaikan bahwa
karakteristik karya ilmiah itu ada tiga, yaitu logos, patos, dan etos.
Kedua, materi yang disajikan dalam kegiatan belajar ini 1
ini pada dasarnya adalah sebuah karya tulis ilmiah. Sebagai karya ilmiah,
tulisan ini melawati beberapa draf/tulisan awal. Sama seperti umumnya tulisan
lainya tulisan awal sering jauh berbeda dengan tulisanbentuk akhir.
Ketiga, judul sub bab ini berpikir kritis atau reflektif
tentang hakikat proses menulis menyatakan bahwa sbbab ini mengurai atau
merupakan refleksi/berfikir kritis tentang subbab sebelumnya yang berjudul
hakikat dan contoh proses menulis.
Keempat, melengkapi uraian dari ketiga butir uraian diatas
adalah penjelasan tentang ‘makna’ yang
dikandung judul kegiatan belajar ini, yaitu; berpikir kritis, analisis, dan
sintesis dalam menulis karya ilmiah.
Kelima, Anda perlu untuk mampu mengidentifikasi aspek –
aspek logos, patos, dan etos pada tulisan disubbab pertama kegiatan belajar
ini. Contohnya, Aspek logos, pada tulisan subbab pertama berupa anologi historis
atau data factual ( lihat di table 5.1 ) misalnya, ditemukan pada perbandingan
prestasi Julius Caesar dan Mechele Foucault yang masing-masing diabadikan
dengan slogan veni, vidi, vici, dan he reads, he writes, he teaches.
Keenam, Anda perlu perhatikan bahwa ditulisan subbab pertama kegiatan belajar ini terdiri atas
tiga paragraph yang masing-masing terdiri beberapa kalimat.
C.
LESSON LEARNED ( PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL )
Dalam Kegiatan Belajar Ini, anda
perlu memahami hakikat dan proses menulis karya ilmiah. Selain itu, yang lebih
penting lagi adalah anda perlu mempraktekan pemahaman tersebut sehingga anda
tidak berhenti untuk terus menerus menulis karya ilmiah. Hal yang perlu diingat
ketika menulis karya ilmiah ialah anda harus menyesuaikan format penulisan
sesuai dengsn format yang diterapkan oleh penerbit. Lebih dari itu, anda juga
dapat mempraktekan atau melakukan kajian kritis seperti dicontohkan disubbab
kedua dikegiatan belajar 1 ini. Dalam melakukan kajian kritis, anda harus
memperhatikan konteks tulisan/’yang tersirat’ ( termasuk teori atau pandangan
yang digunakan penulis dan jika perlu profil pribadi penulis dapat disampaiakan
) dan teks/’yang tersurat’ mulai dari yang subtansial ( meliput aspek logos,
patos, dan etos ) sampai ke teknis detil seperti format penulisan. Pengunaan
format penulisan harus konsisten dari awal hingga akhir.
Kb 2
Bentuk Tulisan dan Bahasa dalam menulis Karya Ilmiah
bentuk
tulisan karya imiah umumnya didominasi oleh narasi. Atau, lebih tepat lagi,
keterampilan menulis narasi merupakan keterampilan pokok dalam menulis karya
ilmiah. Keterampilan menulis karya ilmiah yang merupakan paduan narasi dan
bentuk penyajian lainya berupa tabel dan diagram adalah keterampilan lebih
lanjut yang harus anda dikuasai.
A.
TABEL DAN DIAGRAM
Dalam uraian tentang tabel dan
diagram digunakan sumber acuan teknis tabel dan diagram yang pada Microsoft
Office Word dan Microsoft Office Excel.
Untuk membuat tabel kita baik Microsoft Office Word Maupun di Microsoft Office
Excel.
B.
DIAGRAM SEDERHANA
Untuk membuat diagram, kita harus mempunyai
tabelseperti di perlihatkan pada tabel 5.2
Penduduk
|
Laki-laki
|
50,0
|
Perempuan
|
50,0
|
|
Struktur usia
|
Laki-laki 0-14 Tahun
|
14,5
|
Laki-laki 15-64 Tahun
|
33,0
|
|
Laki-laki diatas 65 Tahun
|
2,6
|
|
Perempuan 0-14 Tahun
|
14,0
|
|
Perempuan 15-64 Tahun
|
32,8
|
|
Perempuan
diatas 65 Tahun
|
3,2
|
|
Domisili
|
Penduduk Kota
|
46,0
|
Penduduk Des
|
54,0
|
|
Tenaga Kerja
|
Pertanian
|
45,0
|
Industry
|
16,0
|
|
Jasa
|
39,00
|
|
Pendidikan tenaga kerja
|
Tidak tamat sekolah dasar
|
26,00
|
Sekolah Dasar
|
50/6
|
|
Sekolah menengah
|
18,4
|
|
perguruan tinggi
|
4,2
|
C.
DIAGRAM PADUAN
Kembali ke topik, diagram paduan,
diagram-diagram berikut hanyalah sekelumit yang dapat digunakan.
1.
Diagram 5.3 ( a
)menyajikan diagram dengan paduan 2 variabel ( variable usia 0-4 tahun untuk
laki-laki dan perempuan, variable usia 15-64 tahun untuk laki-laki dan
perempuan, dst).
2.
Diagram 5.3( b )
menyajikan diagram dengan paduan 3 variabel perempuan atau laki-laki usia 0-14 tahun,
15-64 tahun dan diatas 65 Tahun, dst).
3.
Diagram 5.3 ( c
) menyajikan paduan diagram line dan area untuk memvisualkan nilai ipa dan
matematika 7 Orang siswa.
4.
Diagram 5.3 ( d
) menyajikan panduan diagram line dan column (kolom) untuk memvisualkan nilai,
ipa, matematika, dan rata-rata ipa dan matematika 7 orang siswa.
D.
BAHASA INDONESIA
BAKU
Dalam hal ini, bahasa yang
digunakan tentu adalah bahasa Indonesia
baku dengan ejaan yang sudah disempurnakan (EYD). Berikut adalah sajian tentang
sekelumit bahasa Indonesia baku tersebut yang disarikan dari buku yang ditulis
oleh suryaman ( 1985 ).Dasar-dasar bahasa Indonesia baku, penerbit alumi,
bandung.
E.
TULISAN BAKU
Beberapa
ketentuan tulisan baku adalah sebagai berikut:
1.
Penulisan nama
orang itu sesuai dengan keinginan orang yang bersangkutan .
2.
Huruf pertama
gelar (kehormatan, keturunan, agama), jabatan, pangkat yang diikuti nama orang
ditulis dengan huruf capital.
3.
Nama jabatan yang di ikuti nama daerah ditulis
dengan huruf kecil.
4.
Kecuali kata
tugas, setiap nama sebuah buku, majalah, surat kabar,judul karangan ,judul
puisi /syair, bab buku, dan nama-nama mata atau mata mata kuliah pelajran
ditulis dengan huruf besar.
5.
Kata sang dan si
ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan bagian dari nama diri dan
ditulis dengan hururf awal kecil dalam pemakaian lainya.
6.
Kata maha yang
selalu muncul bersama-sama dengan kata lain ditulis menjadi satu kata, kecuali
kata yang diikutinya berawalan.
7.
Gunakan tanda
penghubung (-) jika mengunakann gabungan kata.
8.
Unsure yang
hanya muncul dalam gabungan dengan kata lain
( tidak dapat berdir sendiri ) harus ditulis serangkai.
9.
Penulisan kata
depan di dan ke ditulis terpisah dari kata yang menyertainya.
F.
EJAAN BAKU
Beperapa ejaan lama yang sudah dibakukan atau disempurnakan
adalah sebagi berikut.
Ejaan Lama
|
EYD (Ejaan Yang disempurnakan )
|
dj – djurang
|
j – jurang
|
tj -
tjotjok
|
c – cocok
|
j – jakin
|
y – yakin
|
nj – njanjian
|
ny – nyanyian
|
sj – sjarat
|
sy – syarat
|
ch – chawatir
|
kh – khawatir
|
oe – djoeanda
|
u – juanda
|
Selain itu, beberapa serapan
istilah atau kata asing mengakibatkan bahasa Indonesia memiliki cukup banyak
gugusan konsonan. Berikut beberapa contoh gugus konsonan dimaksud dan
pemakaiannya.
1.
Gugus Komponen
Awal
bl – memblokade
|
pr – mempropagandakan
|
dr – mendrop
|
sk – menskors
|
gi – mengglobalkan
|
sp – mensponsori
|
gr – menggranat
|
st – menstabilkan
|
kl – mengklasifikasikan
|
str – merestrukturisasi
|
kr – mengkritik
|
tr – mentransmigrasikan
|
pi – memplagiat
|
sl – menslogankan
|
2.
Gugus Komponen
Akhir
ks –
kompleks
|
ps – klips,
elips
|
id – android
|
rm –
klorofrom
|
if – golf
|
m – modrn
|
lk –
talkshow
|
rs – Mars
|
lm – film,
helm
|
rt –
ekstrovert
|
ns –
ambulans
|
rps – korps
|
it – kobalt
|
rts – kuarts
|
nk – bank,
tank
|
rk – Denmark
|
G.
KOSA KATA BAKU
1.
Berikut terdapat
beberapa contoh kata- kata baku dan non baku
Baku
|
Non baku
|
Baku
|
Non baku
|
Telur
|
Telor
|
Kemarin
|
Kemaren
|
Nasihat
|
Nasehat
|
Senin
|
Senen
|
Hakikat
|
Hakekat
|
Kaidah
|
Kaedah
|
Mengubah
|
Merubah
|
Ikhlas
|
Ihlas
|
Ikhtiar
|
Ihtiar
|
Insaf
|
Insyaf
|
Asas
|
Azas
|
Izin
|
Ijin
|
Rezeki
|
Rejeki
|
Zaman
|
Jaman
|
Loka karya
|
Lokakarya
|
Margasatwa
|
Marga satwa
|
Tata niaga
|
Tataniaga
|
Suku bangsa
|
Sukubangsa
|
Analisis
|
Anlisa
|
Apotek
|
Apotik
|
Konduite
|
Kondite
|
Subjektif
|
Subyektif
|
Standardisasi
|
Standarisasi
|
Telepon
|
Tilpun
|
Musim hujan
|
Musim penghujan
|
Sistematis
|
sistimatis
|
Frase
|
Frasa
|
Ambulans
|
Ambulan
|
Esai
|
Esei
|
Zona
|
Zone
|
Telegram
|
Tilgram
|
Tim
|
Team
|
H.
TATA BAHASA BAKU
1.
Tata Bentuk
Non Baku
|
Baku
|
Hama itu
merusak tanaman
|
Hama itu
merusakkan tanaman
|
Prestasi
solah kita tahun ini lebih baik di banding tahun lalu.
|
Prestasi
sekolah kita tahun ini lebuh baik dibandingkan dengan prestasi tahun yang
lalu.
|
2.
Tata Kalimat
Non Baku
|
Baku
|
Bukan warna
merah yang saya pilih, tetapi warna hijau.
|
Bukan warna
merah yang saya pilih, melainkan warna yang hijau.
Ket:
perlawanan merah dan hijau (dianggap) mutlak.
Ket:
perlawan pandai dan rajin tidak (dianggap) mutlak.
|
I.
LAFAL BAKU
Indonesia yang memiliki ratusan
bahasa daerah dengan lafal sendir-sendiri tentu memerlukan standarisasi lafal
demi kelancaran dan keefektifan komunikasi lisan. Dengan lafal standar ,
disebutkan oleh koentjono (suryaman, 1985: 110), perhatian para peserta
komunikasi lisan lebih dipusatkan pada isi komunikasi, penilaian atau sosiasi
tidak menguntungkan terhindar, serta perbedaan lafal dikurangi, sehingga dapat
tumbuh rasa bangga memiliki bahasa kesatuan dan dengan demikian persatuan bangsa diperkokoh.
PENUTUP
Teknik penulisan karya ilmiah secar
naratif dan memadunya dengan tabel seperti disajikan pad kegiatan 1, kegiatan
belajar 2, menggangap kemampuan tersebut sudah dicapai, kegiatan 2 menjelaskan bagaimana
membuat diagram bac, column, pie, donat,
bubble, area, line, stock, surface, dan radar yang sederhana.
Bahasa Indonesia baku ialah salah
satu ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan atau situasi resmi dan
pergaulan sopan.